Selasa, 19 Mei 2015

Beras yang berbahan plastik diduga telah beredar di beberapa negara Asia. Beras palsu itu tetap keras meski sudah dimasak.

Disebutkan, beras plastik itu terbuat dari kentang yang dicampur dengan plastik sintetis, kemudian diaduk sehingga bentuknya menyerupai beras asli. Dilaporkan The Straits Times, beras itu kini beredar di negara yang berpenduduk banyak seperti Indonesia, Vietnam, dan India. Bahkan, dilaporkan juga, beras tersebut sudah masuk ke Singapura meski kemudian dibantah oleh pemerintahnya.

Pakar kesehatan sudah memperingatkan bahaya dari beras plastik tersebut yang dapat mengakibatkan rusaknya pencernaan hingga merusak jaringan.
Dikabarkan, beras plastik tersebut sudah dijual di pasar Tiongkok.

Pemerintah Malaysia pun bereaksi terkait beras plastik tersebut. Dikatakan, beras plastik bisa masuk melalui jalur penyelundupan karena sulit membedakan beras asli dengan beras plastik.

Pemalsuan makanan adalah masalah serius yang harus ditanggulangi. Sebanyak 300.000 orang jatuh sakit dan enam anak balita meninggal dunia setelah mengonsumsi beras tersebut pada 2008 di Tiongkok. Selain itu, di Tiongkok, juga ditemukan adanya telur yang berbahan baku plastik.
Assalamu 'alaikum wr. wb.

Ustadz, ramai di media sosial perbedatan masalah hukum membaca Al-Quran dengan langgam Jawa. Ada yang mengharamkan dan ada juga yang membolehkan. Lalu bagaimana tanggapan ustadz dalam masalah ini, apakah hukumnya boleh atau tidak?

Mohon penjelasan yang adil dan seimbang serta mencerahkan. Terima kasih.

Wassalam
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Dalam masalah ini memang wajar terjadi perbedaan pandangan di antara banyak pihak. Sesama pihak-pihak yang memang ahli di bidang ilmu baca Al-Quran, yaitu para qari dan ulama qiraat pun kita menemukan perbedaan pendapat.

Dan lucunya, perbedaan pendapat ini pun menular juga di kalangan yang bukan ahlinya, yaitu mereka yang bukan qari' dan bukan pula ulama ahli qiraat. Mereka yang boleh jadi baca Qurannya pun masih ngalor-ngidul, blang bentong tidak karuan, tetapi tiba-tiba merasa menjadi ahli qiraat nomor wahid. Mereka ini dengan mudahnya menuding-nuding kesana kesini dan menyalah-nyalahkan siapa pun yang dianggapnya berseberangan cara pandang.

Kita harus maklum dengan kelakuan kalangan awam yang rasa sok tahu ini. Apalagi ada juga yang mengakit-ngaitkannya dengan urusan politik, sampai saya juga dapat SMS yang mengingatkan bahwa Indonesia layak dapat adzab dan  dihancurkan Allah gara-gara pemerintah dzalim membiarkan masalah ini.

Sekilas buat sebagian kita mendengarkan Al-Quran dibaca dengan langgam Jawa ini memang terasa aneh. Karena biasanya yang kita dengar semuanya nada-nada bacaan Al-Quran itu khas timur tengah (middle east). Tetapi kali ini nada-nadanya punya nuansa khas tanah air, yaitu nada-nada Jawa. Buat yang biasa mendengarkan wayang, terasa ini bukan bacaan Al-Quran tetapi tembang-tembang khas di pewayangan.

Sehingga wajar bila ada yang terlalu mudah main haramkan saja, khususnya bila yang mendengar itu orang-orang Arab sana. Jangankan kuping mereka, kuping kita yang asli made in Indonesia pun merasa rada aneh. Tetapi apakah sekedar merasa aneh lantas hukumnya jadi haram?

Dalam hal ini sebaiknya kita yang awam ini jangan terlalu mudah main bikin fatwa sendiri. Ada baiknya kita serahkan kepada para ulama ahli qiraat yang memang ahlinya. Kalau pun ada perbedaan pendapat dari mereka, setidaknya kita tidak mengambil alih hal-hal yang bukan wewenang kita.

A. Pendapat Yang Mengharamkan

Ada beberapa ulama ahli qiraat yang sudah berfatwa tentang haramnya membaca Al-Quran dengan langgam Jawa ini. Salah satunya adalah Syeikh Ali Bashfar yang bermukim di Saudi Arabia. Salah seorang muridnya ada yang mengirimkan rekaman bacaan Al-Quran dengan langgam Jawa ini. Dan kemudian jawaban dari beliau berupa larangan.
Kesalahan tajwid; dimana panjang mad-nya dipaksakan mengikuti kebutuhan lagu.

Kalau saya cermati apa yang beliau fatwakan itu, setidaknya saya mencatat ada empat masalah yang beliau tuturkan, antara lain adalah :

1. Kesalahan Lahjah

Kesalahan nomor satu dari rekaman yang diperdengarkan itu menurut beliau adalah kesalahan lahjah si pembacanya yang cenderung orang Jawa. Seharusnya lahjahnya harus lahjah Arab.

Dan banyak orang yang mengharamkan hal ini dengan berdalil kepada hadits berikut :

Bacalah Al-Quran dengan lagu dan suara orang Arab. Jauhilah lagu/irama ahlkitab dan orang orang fasiq. Nanti akan ada orang datang setelahku membaca Alquran seperti menyanyi dan melenguh, tidak melampau tenggorokan mereka. Hati mereka tertimpa fitnah, juga hati orang yang mengaguminya. (HR. Tarmidzi)

2. Dianggap Memaksakan Diri (Takalluf)

Kesalahan kedua dianggap adanya semacam sikat memaksakan, atau takalluf. Pembacanya dianggap terlalu memaksakan untuk meniru lagu yang 'tidak lazim' dalam membaca Al-Quran.

3. Dicurigai Ashabiyah

Ditambahkan lagi dalam fatwa beliau bahwa ada kecurigaan yang dianggap cukup berbahaya, yaitu bila ada niat merasa perlu menonjolkan kejawaan atau keindonesiaan. Hal ini dianggap membangun sikap ashabiyyah dalam ber-Islam. Padahal ashabiyah itu hukumnya haram.

4. Khawatir Memperolok Al-Quran

Dan yang paling fatal jika ada maksud memperolok-olokkan ayat-ayat Allah yang mereka samakan dengan lagu-lagu wayang dalam suku Jawa.

Maka dengan dasar empat masalah di atas dianggap bahwa membaca Al-Quran dengan langgam Jawa itu tidak boleh dilakukan. Nampaknya fatwa beliau ini kemudian disebar-luaskan di berbagai media, dan siapapun bisa membacanya.

B. Pendapat Yang Membolehkan

Sementara kita juga menemukan ulama ahli qiraat di Indonesia, sebut saja misalnya KH. Prof. Dr. Ahsin Sakho Muhammad. Beliau seorang pakar ilmu yang langka: ilmu-ilmu Al-Quran. Lulus sebagai doktor dari Jamiah Islamiyah Madinah dengan prestasi mumtaz syaraful ulaa alias cumlaude.  Kiprah beliau di dunia ilmu qiraat di Indonesia tidak perlu dipertanyakan lagi. Beliau pernah menjadi rektor dan guru besar di Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta dan menjadi team pentashih terjemahan Al-Quran di Departemen Agama RI.

Kalau kita tanyakan masalah ini kepada beliau, nampaknya pandangan jauh beliau lebih luas. Barangkali karena beliau memang orang Indonesia asli yang paham betul karakter bacaan Al-Quran bangsa ini. Beliau mengatakan sebagai berikut :

"Ini adalah perpaduan yang baik antara seperti langit kallamullah yang menyatu dengan bumi yakni budaya manusia. Itu sah diperbolehkan. Hanya saja, bacaan pada langgam budaya harus telap berpacu seperti yang diajarkan Rasul dan para sahabatnya. Dalam hal ini, tajwid dalam hukum bacaannya, panjang pendeknya dan mahrajnya".

Lebih lanjut beliau menambahkan :

"Cara membaca Al-Quran yang mengacu pada langgam budaya Indonesia sangat diperbolehkan dan tidak ada dallil shahih yang melarang hal demikian. Hanya saja, saya belum pernah mendengar 'jawabul jawab' di dalam langgam Cina, atau pun di Indonesia. Tetapi jika hanya sekedar langgam Jawa, Sumatra, Sunda, Melayu dan lainnya itu sah saja, selama memperhatikan hukum bacaan semestnya. Itu kratifitas budayanya".

1. Hadits Larangan Selain Langgam Arab
Lalu bagaimana dengan hadits yang mana Rasulullah SAW mengharamkan kita menggunakan langgam selain Arab? Terjemahan haditsnya kurang lebih seperti berikut ini :

Bacalah Al-Quran dengan lagu dan suara orang Arab. Jauhilah lagu/irama ahlkitab dan orang orang fasiq. Nanti akan ada orang datang setelahku membaca Alquran seperti menyanyi dan melenguh, tidak melampau tenggorokan mereka. Hati mereka tertimpa fitnah, juga hati orang yang mengaguminya. (HR. Tarmidzi)

a. Sanad Yang Lemah

Dari sisi sanad sebenarnya kalau ditelurusui kedudukan hadis ini tersebut tergolong dalam hadis dha'if (lemah). Karena salah satu sanad perawinya ada yang terputus sehingga hadits itu menjadi dhoif. Bahkan ada muhaddits yang mengatakan bahwa hadits ini termasuk munkar dan bukan termsuk hadist.

Maka dari sisi derajat hadits ini tidak bisa dijadikan hujjah alias tidak perlu dipakai.

b. Langgam Arab Yang Mana?

Negeri Arab di masa Rasulullah SAW sangat sempit dan terbatas, seputar Mekkah, Madinah dan kisaran jaziarah Arabia saja. Di luar itu tidak pernah disebut Arab. Habasyah, Mesir, Yaman, Palestina, Suriah, Iraq, Iran di masa itu masih bukan Arab. Agama yang dianut penduduknya bukan agama Islam, mereka dianggap sebagai bangsa-bangsa kafir non Arab. Bahkan bahasa mereka pun juga bukan bahasa Arab.

Jadi kalau pun hadits Rasulullah SAW yang dhaif itu masih mau dipaksa-paksa juga untuk dipakai, tetap saja tidak tepat. Seandainya hadits itu dibilang shahih, dan larangan Rasulullah SAW itu 'terpaksa' kita ikuti juga, maka nagham atau irama cara baca Al-Quran yang kita kenal selama ini pun harusnya terlarang. Sebab nagham Bayyati, Shoba, Nahawand, Hijaz, Rost, Sika, dan Jiharka itu bukan dari Mekkah atau Madinah, bahkan bukan dari Jaziarah Arab.

Ketujuh jenis nagham itu malah berasal dari Iran. Dan Iran di masa Rasulullah SAW bukan negeri Arab. Bahkan sampai hari ini pun tidak pernah dianggap sebagai negara Arab. Pemerintah Iran sendiri pun tidak pernah mengaku-ngaku sebagai negara Arab. Bahasa resmi mereka pun juga bukan bahasa Arab melainkan bahasa Persia.

Jadi kalau mau melarang langgam Jawa misalnya, maka tujuh langgam yang sudah kita kenal sepanjang sejarah Islam itu pun harus dilarang juga, lantaran bukan langgam Arab sebagaimana yang dimaksud oleh Rasulullah SAW.

2. Lahjah Tidak Benar

Lahjah yang dianggap tidak benar oleh Syeikh Ali Basfar itu boleh jadi memang demikian. Maksudnya si pembacanya dianggap kurang baik bacaannya. Dan itu biasa, semua yang pernah ikut daurah Al-Quran dengan beliau pasti pernah merasakan disalah-salahkan ketika dianggap lahjah kita kurang pas di telinga beliau.

Namun kita harus membedakan antara lahjah dengan langgam. Yang beliau kritisi adalah lahjahnya yang kurang tepat dan itu harus diakui. Membaca Al-Quran memang harus dengan lahjah yang benar. SIfat-sifat huruf, makharijul huruf dan juga hukum-hukum yang berlaku pada ilmu tajwid memang wajib ditaati dan dijalankan dengan benar.

Tetapi langgam adalah sesuatu yang lain dan berbeda. Karena langgam merupakan irama atau nada, bukan lahjah. Contoh mudahnya, ketika membunyikan huruf shad, pipi harus kembung. Huruf ra' kadang harus dibaca tebal kadang harus tipis. Ini semua adalah lahjah dan bukan irama.

Sedangkan langgam itu adalah irama dan nada, sama sekali tidak ada hubungannya dengan titik artikulasi, pelafalan huruf ataupun hukum-hukum seperti idzhar, idgham, iqlab dan ikhfa'. Dan kalau sudah masuk wilayah irama dan nada, tiap bangsa dan tiap negeri pasti punya ciri khas yang identik dan tidak bisa dipisahkan.

Kalau kita mendengar orang Cina asli di Tiongkok sana sedang membaca Al-Quran, pasti kita akan merasakan ada 'nada-nada' khas Cina. Begitu juga kalau kita dengar orang Melayu membaca Al-Quran, kita akan merasakan nuansa khas nada-nada kemelayuan. Apakah ini dianggap melanggar ketentuan membaca Al-Quran? Jawabnya tentu tidak sama sekali.

Tetapi ketika orang Jawa keliru membunyikan huruf 'ain menjadi 'ngain', atau huruf ha' dibaca menjadi 'kha' atau huruf ba' yang dibunyikannya lebih nge-bass karena lahjah Jawanya, disitulah letak kekeliruan yang harus diluruskan. Adapun nada bacaan yang terasa nada Jawa selama tidak menyalahi hukum-hukum bacaan, tentu tidak jadi masalah.

3. Langgam Jawa = Menghidupkan Ashabiyah?

Adapun masalah membaca Al-Quran dianggap menghidupkan ashabiyah, jelas sekali bahwa yang jadi masalah bukan pada langgamnya tetapi pada niat dan tujuan untuk menghidupkan ashabiyah. Kalau memang niatnya semata-mata ingin menghidup-hidupkan ashaiyah, tentu saja hukumnya haram.

Tetapi bagaimana kita bisa pastikan bahwa yang membacanya punya niat tersebut? Lantas bagaimana kalau si pembacanya sama sekali tidak punya niatan dan maksud untuk menghidup-hidupkan ashabiyah? Apakah kita tetap memaksanya harus ashabiyah?

Ketika kita menyanyikan lagu Indonesia Raya, bukankah itu juga ashabiyah? Ketika kita mengibarkan sang saka Merah Putih, bukankah itu ashabiyah? Apakah haram kita menyanyikannya dan mengibarkan bendera Merah Putih?

4. Langgam Jawa = Menjelekkan Al-Quran

Apalagi kalau dikatakan bahwa langgam Jawa itu dianggap menjelekkan Al-Quran. Tentu sifatnya sangat subjektif sekali. Apa benar qari yang lahjahnya sempurna, tajwidnya benar dan suaranya fasih luar biasa, ketika membaca Al-Quran dengan langgap Jawa lantas niatnya ingin mengolok-ngolok dan menjelekkan Al-Quran?

Kesimpulan

Apa yang saya tulis di atas semuanya bukan pendapat saya, tetapi hanya hasil kutipan dan saduran dari pendapat para pakar ilmu qiraat semata. Dan kalau ada dua pendapat yang saling bertentangan, kita harus maklum. Namanya saja masalah ijtihad, para ahlinya silahkan berbeda pendapat.

Sementara kita yang bukan ahli ilmu qiraat, apalagi yang kualitas bacaan Al-Qurannya masih parah dan bermasalah besar, sebaiknya kita menahan diri untuk tidak ikut-ikutan berfatwa. Biarkan saja para pakarnya yang berbeda pendapat, sebab mereka memang ahlinya. Mereka berhak dan punya kompetensi untuk itu.

Adapun kita, mari kita duduk manis saja mendengarkan para pakar berbeda pendapat, tidak perlu merasa jadi pahlawan kesiangan di bidang yang sama sekali bukan keahlian kita.

Dari pada bikin komen terlalu jauh ternyata kurang tepat, lebih baik kita tahu diri. Saya sendiri agak segan menuliskan masalah ini, karena tahu persis bahwa para pakarnya saja sudah berbeda pendapat. Jangan pula bertanya saya ikut yang mana.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sabtu, 16 Mei 2015





Bandar Lampung - Pelantikan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Provinsi Lampung malam ini tepat nya ba'da Isya 16 Mei 2015 di Pelataran Gedung Universitas Muhammadiyah Lampung.

Menampilkan juga Stand Up Comedy,Music Jalanan,Pentas Seni dari UKM UML dan lain-lain.
Bagi kalian yang ingin datang dan hadir di acara ini GRATIS tanpa di pungut biaya.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah gerakan Mahasiswa Islam yang beraqidah Islam bersumber Al-Qur’an dan As-Sunah. IMM didirikan pada tanggal 29 Syawal 1384 H bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964 M di Yogyakarta untuk waktu yang tidak terbatas.

Kelahiran IMM tidak lepas kaitannya dengan sejarah perjalanan Muhammadiyah,   dan juga bisa  dianggap sejalan dengan faktor kelahiran Muhammadiyah itu sendiri. Hal ini berarti bahwa setiap hal yang dilakukan Muhammadiyah merupakan perwujudan dari keinginan Muhammadiyah untuk  memenuhi cita-cita sesuai dengan kehendak Muhammadiyah dilahirkan.


Singkatan     IMM
Pembentukan     29 Syawal 1384 H / 14 Maret 1964 M
Jenis     Organisasi keagamaan, kemasyarakatan dan kemahasiswaan
Tujuan     Mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah
Kantor pusat     Jakarta, Indonesia
Bahasa resmi     Indonesia
Ketua Umum DPP IMM 2014-2016     Beni Pramula

Jumat, 15 Mei 2015

Tidak bisa dipungkiri jika generasi saat ini sudah melek teknologi. Banyak sekali media sosial yang muncul dan menjadi salah satu tempat eksis para generasi jaman sekarang. Bahkan anak muda jaman sekarang seakan tidak bisa lepas dari smartphone atau gadget canggih mereka.

Banyak sekali sisi positif dari berkembangnya teknologi dan alat elektronik saat ini, namun banyak pula sisi negatifnya.

inilah gambaran bagi beberapa orang yang kecanduan memainkan gadget hehe :D

 Banyak hal yang biasa dilakukan kalangan siswa-siswi SMA, setelah Ujian Nasional (UN), mulai corat-coret baju hingga berkonvoi kendaraan berkeliling kota. Namun berbeda dengan siswa-siswi SMA Negeri 2 Medan, Sumatera Utara.

Usai melaksanakan UN, siswa-siswi SMA Negeri 2 Medan mengumpulkan seragam sekolah, untuk disumbangkan kepada anak-anak pengungsi korban letusan Gunun Sinabung di Kabupaten Karo.

"Kita tidak ada yang melakukan corat-coret seperti kebanyakan yang dilakukan. Bagi kita hal itu tidak berguna. Kita mengumpulkan baju dan akan menyumbangkannya kepada anak-anak korban Gunung Sinabung," kata seorang siswi Devia Sutantri usai UN, Medan, Rabu (15/4/2015).

Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Medan Sutrisno berharap, kegiatan yang diusung anak didiknya tersebut dapat menjadi contoh siswa-siswi lain di Kota Medan. Bakti sosial tersebut dapat meminimalisir kegiatan yang tidak bermanfaat usai UN.

"Kegiatan pengumpulan seragam ini merupakan inisiatif dari mereka sendiri. Kita sebagai pihak sekolah hanya memantau kegiatan apa yang akan mereka lakukan setelah UN. Ternyata mereka melakukan hal yang bermanfaat seperti ini," pungkas Sutrisno.

Ujian Nasional atau UN setingkat SMA hari ini rampung atau hari ketiga sejak dimulai 12 April lalu. UN 2015 ini diikuti 1.632.757 siswa SMA dan 1.171.907 siswa SMK di seluruh provinsi.

 Kenal Imam Bukhari yang mengumpulkan ribuan hadits Shahih? Tahu Hasan Albana tokoh pergerakan Ikhwanul Muslimin? Pernah denger Sayyid Qutb yang meninggal di tiang gantungan karena buku-bukunya? Atau tahukah sama Asma Nadia dengan buku-bukunya yang dibuat film mewarnai belantika perfileman Tanah Air, begitu juga dengan Habiburrahman Elshirazy yang lebih akrab dikenal Kang Abik dengan novel-novelnya yang booming dan mencerahkan banyak orang, kemudian Imam Malik, Imam Hmbali, Imam Syafi’i dan yang lainnya.
Kita mengenal mereka lewat tulisan dan buku-buku yang mereka buat. Bukan sekedar ketenaran yang dikejar, tapi yang lebih penting dari itu, inilah salah satu metode transfer ilmu yang disebut dakwah bil qolam.

URGENSI DAKWAH
Dakwah itu penting, bahkan dakwah pun menjadi kewajiban kita sebagai seorang Muslim. Allah pun telah berfirman dalam QS. Ali-Imran : 140
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Jelas bahwa menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran itu yang akan menjadikan kita golongan yang beruntung yaitu golongan yang kelak mendapatkan jannah dengan izin-Nya.
Sampai-sampai Imam Ghazali mengatakan “Pemuda yang tidak berdakwah hendaklah ditakbirkan tiga kali.” Artinya jika tidak berdakwah seseorang itu dianggap sama seperti orang mati yang tidak memiliki daya dan upaya.

KELEBIHAN DAKWAH BIL QOLAM
Ada banyak cara untuk berdakwah, salah satunya lewat tulisan, seperti para tokoh yang disebutkan di atas. Dakwah bil qolam, atau berdakwah lewat tulisan ini jelas memiliki kelebihan di banding dahwah dengan metode lain.
Yang pertama, siapapun bisa melakukannya selama memiliki azzam untuk menjadi da’i lewat menulis. Tulisan kita dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi orang lain dan menjadi salah satu amal yang tak akan putus-putusnya meski kita telah meninggal, selama ilmu yang terkandung dalam tulisan kita mencerahkan dan diamalkan banyak orang. Para da’i yang berjuang lewat tulisan setara dengan para syahidin, karena di akhirat kelak tinta para da’i akan ditimbang seberat darah manusia yang syahid.
Kemudian yang kedua dakwah lewat tulisan pun lebih membutuhkan kerja cerdas dalam mengolah kata-kata dan menuangkannnya lewat tulisan. Jadi bukan hanya menyuguhkan tulisan yang padat akan ilmu tetapi juga bagaimana caranya mengemas tulisan kita agar disajikan dengan menarik kepada pembaca. Ini jelas bukan hal yang mudah tetapi seiring dengan proses maka kita akan menemukan gaya tulisan kita dan dapat membedakan tulisan yang menarik dan tidak, selain itu kita pun belajar berbahasa dan aturan dalam membuat tulisan.
            Manfaat ketiga yang kita dapatkan dari menulis, terutama bagi kita kaum muda, menulis pun bisa menjadi bentuk aktualisasi diri kita di masyarakat. Apalagi jika kita rajin mengirimkan tulisan kita di media, baik berupa opini, kisah ataupun karya fiksi. Kita tak pernah tahu bukan, bahwa ternyata tulisan kita telah menginspirasi, mencerahkan dan menambah ilmu pengetahuan bagi orang lain.

MENULISLAH!
Lalu ketika keinginan untuk menulis itu telah muncul, dari mana kita harus memulainya?
            Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kita tahu dan mengungkapkan apa yang kita rasakan. Kemudian mengirimkannya ke media, penerbit atau diposting di media online seperti blog ataupun jejaring sosial. Jangan pernah berkecil hati ketika tulisan kita tidak dimuat atau ada yang mengkritik tulisan kita, teruslah menulis dan belajar. Sekolahnya para penulis adalah membaca, jadi bacalah banyak buku, galilah ilmu untuk kemudian dituangkannya kembali lewat tulisan. Selain itu kita pun harus banyak bergaul dan berdiskusi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama di bidang tulis menulis, yaitu dengan membentuk atau bergabung di komunitas kepenulisan.
Komunitas kepenulisan ini sangat membantu, terutama bagi penulis pemula, karena di komunitas kepenulisan itu kita bisa berdiskusi mengenai semua hal tentang kepenulisan seperti jenis-jenis tulisan, bagaimana contoh tulisan yang baik, serta berbagi tulisan dan saling mengoreksi tulisan satu sama lain.
Yaa...tunggu apa lagi? Jadilah da’i lewat menulis. Tuliskanlah kebaikan itu meski satu kalimat, satu paragraf ataupun satu buku. Ingat kunci untuk menjadi penulis itu ada tiga, yaitu menulis, menulis dan menulis.

Pada Jumat (15/5) para pelajar se-kota Bandarlampung merayakan kelulusannya dengan mengekspresikan dirinya mencoret-coret baju SMA/SMKnya.Para pelajar terlihat begitu bahagia dengan mencoret-coret baju seragam sekolahnya dengan pilok dan spidol.

Tidak sampai disitu saja, para pelajar melanjutkan dengan melakukan aksi konvoi yang diawali berkumpul didepan Kantor Gubernur Lampung. Mereka berharap setelah lulus dari SMA ini bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
 Dalam hadits lain Rasulullah saw menjelaskan, di antara cara menjaga lisan adalah dengan cara berkata baik, atau diam.



Rasulullah saw bersabda,
“Siapa yang beriman kepada Allah swt dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik, atau diam,”
(Muttafaqun ‘alaih, lihat Bukhari [6108, 6109, 6135, 6136, 6138, 6475, 6476] dan Muslim [47, 48].

≤ Siapa menjamin mampu menjaga lisan dan kemaluannya,

Rasulullah saw menjamin surga baginya
Dalam rangka mendorong umatnya agar mampu menjaga lisan dengan baik sehingga karenanya ia akan memasuki surga,
Rasulullah saw bersabda,
“Dari Sahl bin Sa’d, dari Rasulullah saw, beliau bersabda:
'Siapa yang mau menjamin untukku bahwa ia akan menjaga organ antara dua rahang dan dua kakinya, maka aku jamin surga baginya',”
(HR Bukhari [6474]).

Akibat satu kata, bisa surga atau neraka
Kita harus senantiasa menjaga lisan.
Sebab, satu kata yang meluncur darinya, bisa membawa ke surga atau neraka.
Tercatat dalam hadits,
“Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda,
'Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kata yang membuat Allah swt ridha kepadanya, sang hamba sendiri sama sekali tidak memperhitungkannya, namun dengan satu kata itu, Allah swt naikkan derajatnya beberapa derajat, dan sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kata yang membuat Allah swt murka, sang hamba sendiri tidak memperhitungkannya, namun gara-gara satu kata tersebut, sang hamba terperosok ke dalam neraka Jahannam',”
(Muttafaqun ‘alaih, lihat Bukhari [6477, 6478] dan Muslim [2988]).

Hati-hati, semua kosakata diawasi dan dicatat malaikat
Lisan harus dikontrol dengan baik.
Sebab, semua yang keluar darinya, selalu ada pengawas yang mencatat. Allah swt berfirman,
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir,”
(QS Qaaf [50]: 18).

Agar tak sering tergelincir, terutama kepada kebohongan, jangan membicarakan segala yang kita dengar

Rasulullah saw bersabda,
“Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw,
'Cukuplah kebohongan bagi seseorang jikalau ia menceritakan semua yang ia dengar',”
(HR Muslim [5]).

Jangan suka mengobrol dan mengobral omongan
Sabda Rasulullah saw,
“Dari Jabir bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
'Yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian, dan sesungguhnya yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah mereka yang banyak berbicara, yang memaksa-maksakan bicara supaya didengar dan mereka yang sombong',”
(hadits shahih diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dan ia berkata hadits ini hasan gharib melalui jalur ini).
Lihat Silsilah Hadits Shahih[791].

≤ Jangan membuat forum-forum untuk membicarakan keburukan orang/kelompok/pihak lain

Salah satu pintu kebinasaan yang diakibatkan oleh lisan adalah pembuatan forum-forum Najwa.
Rasulullah saw mendefinisikan najwa sebagaiberikut:
“Dari Abdullah bin Umar ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
'Jika manusia berkumpul tiga orang, janganlah yang berdua berbicara tanpa melibatkan yang ke tiga)',”
(Muttafaqun ‘alaih, lihat Bukhari [6288] dan Muslim [2183].

Jadi ,najwa adalah kumpulan yang terdiri tiga orang, di mana yang dua berbicara tanpa melibatkan orang ketiga.
Atau, kumpulan empat orang di mana dua orang di antaranya berbicara tanpa melibatkan dua orang lainnya, atau yang tiga berbicara tanpa melibatkan yang keempat, dan begitu seterusnya.

Termasuk dalam hal ini adalah pembicaraan sekelompok anggota suatu organisasi atau masyarakat tanpa melibatkan para pengambil keputusan dari organisasi atau masyarakat tersebut.

Najwa seperti ini tidak memiliki kebaikan sama sekali kecuali jika dalam rangka tiga hal, sebagaimana dijelaskan Allah swt dalam QS An-Nisa [4]: 114,
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.”

Selain yang terungkap di atas, masih banyak lagi petunjuk Al-Qur'an dan hadits yang mewajibkan kita menjaga lisan.

≈ Semoga bermanfaat ≈
Mengelola keuangan usaha merupakan salah satu hal yang sering menjadi masalah dalam sebuah usaha. Banyak usaha kecil yag terpaksa harus gulung tikar karena mengalami kesalahan dalam mengelola keuangan. Pengelolaan keuangan usaha harus dilakukan dengan cara profesional yaitu dengan memperhatikan kaidah pengelolaan keuangan bisnis.
Kesalahan Mengelola Keuangan Usaha

Banyak para pengusaha yang menemukan beberapa kesalahan saat mereka mengelola keuangan usaha, apalagi pada hari-hari awal. Meskipun sulit, namun mengelola keuangan merupakan sesuatu yang sangat penting demi keberhasilan suatu usaha. Nah, berikut ini adalah beberapa kesalahan pengusaha ketika melakukan pengelolaan uang usaha.
Tidak mengembangkan rencana keuangan yang jelas

Mengembangkan rencana keuangan mulai dari hari pertama menjalankan usaha akan sangat membantu pengusaha dalam menjaga keuangan usaha dengan benar. Selain itu, pastikan bahwa uang usaha Anda digunakan untuk hal-hal penting dari bisnis Anda demi meningkatkan keuntungan terbaik atas investasi. Mengembangkan rencana keuangan usaha dengan jelas juga dapat membantu Anda untuk menghindari terjadinya resiko kerugian. Sebuah rencana keuangan yang sederhana termasuk arus kas yang jelas dan rinci bisa membantu Anda untuk selalu tahu dimana Anda berada.
Tidak memahami arus kas

Arus kas yang baik akan membuat bisnis Anda menjadi berdetak lebih. Namun, banyak para pengusaha yang belum memahami betapa pentingnya tindakan tersebut. Arus kas yang buruk dalm sebuah usaha akan benar-benar melumpuhkan bisnis Anda. Itu berarti bahwa Anda tidak mempunyai simpanan uang lain untuk mengembangkan bisnis. Jadi pastikan bahwa Anda meletakkan prosedur yang ketat dan sediakan juga tempat untuk mengelolanya.
Tak menggunakan bantuan akuntan profesional karena biaya

Banyak para pengusaha yang menolak untuk menggunakan bantuan jasa seorang akuntan berkualitas dengan alasan biaya, padahal dengan tindakan tersebut tidak bisa membuktikan bahwa pengusaha bisa menghemat biaya usaha. Seorang ahli keuangan dapat melihat bagaimana cara yang tepat untuk meningkatkan arus kas dan profitabilitas bisnis serta menghemat waktu. Perencanaan dan menyusun laporan keuangan memang sulit dikerjakan dan membutuhkan banyak waktu sehingga menggunakan jasa profesional akan sangat membantu Anda. Dengan begitu Anda dapat berkonsentrasi pada hal-hal penting lainnya.
Kurangnya pengetahuan dibidang akutansi

Banyak para pemula usaha yang masih belum tahu mengenai catatan keuangan dasar seperti omset laba kotor dan bersih, neraca serta arus kas laba dan rugi. Meskipun Anda memutuskan untuk menggunakan jas akuntan profesional, sebaiknya Anda tetap memahami istilah-istilah mengenai kunci keuangan. Pengetahuan penting tersebut sangat diperlukan oleh setiap pengusaha terutama para pemula guna membantu mengelola bisnis dan rencana masa depan.

Tidak sadar akan pentingnya pengelolaan uang dari awal usaha

Banyak para perusahaan yang hanya mewujudkan manajemen keuangan saat terjadi dampak yang buruk pada bisnis yang mereka jalankan. Padahal hal itu jelas sudah terlambat. Dengan pengelolaan uang dari awal berdirinya suatu usaha serta adanya nasihat atau bantuan dari seorang profesional, maka Anda bisa menghentikan masalah yang dapat mengancam bisnis. Salah satunya adalah masalah arus kas serta keputusan investasi yang buruk sebelum menjadi masalah utama bagi bisnis Anda.
Mencampur keuangan bisnis dan pribadi

Sebuah kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemula usaha yang beroperasi sebagai pedagang adalah mencampur antara keuangan bisnis dengan keuangan pribadi. Sebaiknya sangatlah penting untuk Anda tetap memisahkan antara uang bisnis dan pribadi. Mengapa? Karena catatan rekening dari bisnis Anda akan mencatat semua transaksi yang terjadi pada bisnis yang Anda jalankan. Dengan begitu Anda juga bisa mengetahui berapa keuntungan atau kerugian yang diperoleh.

Nah, bagaimana dengan bisnis yang Anda jalankan? Apakah keuangan usaha Anda sudah sehat? Semoga informasi tersebut bisa membantu Anda para pengusaha terutama pemula usaha. Salam sukses!
Tari sigeh pengunten (siger penguntin) merupakan salah satu tari kreasi baru dari daerah Lampung. Tari ini merupakan pengembangan dari tari sembah yang merupakan tari tradisi asli masyarakat Lampung. Melalui Peraturan Daerah, tari sigeh pengunten diresmikan sebagai tarian Lampung dalam penyambutan tamu penting. Koreografi tari ini juga mengambil unsur dari berbagai tari tradisional Lampung untuk merepresentasikan budaya Lampung yang beragam.

Tari sembah telah umum ditampilkan sebagai bagian dari ritual penyambutan tamu dalam acara-acara resmi seperti prosesi pernikahan. Tari ini menggambarkan ekspresi kegembiraan atas kedatangan para tamu undangan. Selain itu, makna esensial dari tari ini merupakan bentuk penghormatan kepada para tamu undangan yang hadir. Dalam tari ini, para penari mengekspresikan hal tersebut dalam rangkaian gerakan yang luwes, ramah, dan penuh kehangatan.

Proses lahirnya tari sigeh pengunten tak lepas dari realitas budaya Lampung yang terdikotomi menjadi Pepadun dan Peminggir. Kedua adat yang memiliki kekhasan tersendiri sama-sama merasa paling layak merepresentasikan Lampung. Tari sigeh pengunten merupakan sintesis dari dua indentitas kebudayaan yang ada di Lampung. Tari ini menyerap gerak tarian baik dari adat Pepadun maupun adat Peminggir menjadi satu kesatuan yang harmonis dan dapat diterima masyarakat luas.

Salah satu ciri dalam tari sigeh pengunten yang merupakan unsur asli dari tari sembah adalah aksesori yang dikenakan para penari. Sesuai namanya, aksesori utama yang digunakan adalah siger – mahkota berwarna emas yang telah menjadi identitas daerah Lampung. Aksesori lain yang digunakan pada jemari tangan penari sigeh pengunten adalah tanggai, yaitu penutup jari berbentuk kerucut berwarna emas. Selain kedua aksesori tadi, penari sigeh pengunten juga mengenakan papan jajar, gelang kano, gelang burung, kalung buah jukum, dan pending.


(Pelepasan Siswa/i SMK Muhammadiyah 2 Bandar Lampung,14 Mei 2015)